I see it. 
I see us getting married,
moving in together,
cuddling in the couch,
waking up to morning kisses,
having arguments and making up later.
Cooking our favorite foods,
smiling for no reason,
annoying each other when we're bored,
having the cutest little baby,
watching them grow up,
and never leaving each other's side.
I see us together forever.
Berapa kali aku menaruh harapan ku, ketakutan ku, kerinduan rahasia ku, ke tangan makhluk yang tak bisa ku lihat, tak bisa ku dengar, tak bisa ku rasakan.

Dan berapa kali doa ku telah di jawab?

Banyak yang bilang waktu adalah Tuhan. Ada yang sudah ada dan yang tiada akhir. Ada gagasan sebagai yang Maha Berkuasa, karena tak ada yang bisa melawan waktu. Tidak gunung, lautan ataupun tentara.

“Berikan waktu yang cukup untuk apa pun, dan segalanya akan beres. Semua rasa sakit diatasi, kesusahan dihapus, dan kehilangan disertakan.”

Semua yang hidup pasti akan mati. Ingatlah, manusia kau berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu.

Sejak kecil aku sering melihat jaring laba-laba, melihat dan menunggu serangga tertangkap. Walaupun sebagian ngeri melihat kematian. Aku terpesona oleh bagaimana getaran kecil di jaring, memberi laba-laba tanda bahwa mangsanya sudah dekat.

Helaian sutra membentang sepanjang waktu. Sentuhan paling lembut memicu getaran yang bergema ribuan tahun.

Aku penasaran, apakah waktu adalah jaring abadi Tuhan? Jika waktu adalah Tuhan, kenanganlah Iblisnya.

Tuhan tak terbatas
Tuhan Maha Pengampun
Tuhan abadi.

Suatu hari nanti, aku akan berdiri di hadapan Tuhan dan akan menerima jawaban atas semua pertanyaanku tentang segala yang ada di semesta-Nya. Dan aku punya banyak pertanyaan.

Namun aku tak akan bertanya soal sifat waktu. Aku sudah menjalaninya.


How can I wait for something I don't know the end. Asking the universe to approve what happened. I don't even know if they believe in me. Have something you can't have. How long? how much longer do I have to wait? Waiting that I don't even know how long I should wait.