![]() |
"What is wrong is wrong, no matter who said it or where it's written." - Nader |
Ketika saya menonton film A Separation, saya cuma bisa
bilang "wow", pantas film ini bisa memenangkan Golden Globe dalam
Film Berbahasa Asing Terbaik :-)
Film yang di Sutradarai: Ashgar Farhadi dan
di perankan oleh Leila Hatami, Peymen Moaadi, Shahab
Hosseini, Sareh Bayat, dan Sarina Farhadi, membawa cerita yang begitu
sederhana dengan narasi yang realistis dan konfliktual dengan latar belakang
kelas menengah ke bawah dan disparitas sosial yang dibumbui hirarki orang tua
dan domestikasi perempuan di ranah privat dan publik sehingga dikemas sangat
apik.
Sinopsis dari film A Separation menceritakan adanya perbedaan tujuan
antara Simin (Leila Hatami) dengan suaminya Nader (Peymen Moaadi). Mereka
memutuskan untuk bercerai dan meninggalkan anaknya yang masih berusia 11 tahun,
Termeh (Sarina Farhadi). Selama mengurus proses perceraiannya, Simin meminta
bantuan Razier (Sareh Bayat) untuk mengurus segala kebutuhan calon mantan
suaminya Nader, anaknya Termeh serta ayah Nader yang menderita penyakit
Alzheimer. Namun, hal ini membuat konflik yang begitu panjang.
Film A Separation merupakan garapan dari negara Iran, seberapa
sering film buatan Iran yang pernah saya tonton? Sepertinya sangat jarang.
Dalam film A Separation saya terbawa perjalanan emosi yang bisa
dibilang melelahkan, tidak ada karakter protagonis dan antagonis dalam film ini
- karena semua karakter memberikan perspektif yang masuk akal antara sifat baik
maupun sifat buruk.
Nader dan Simin merupakan pasangan dari keluarga menengah-modern
yang hubungannya sudah di ujung tanduk perceraian, lalu Simin meminta tolong
kepada Razier untuk mengurus suami, anak serta ayah mertuanya. Razier merupakan
orang yang berasal dari keluarga menengah ke bawah yang begitu religius.
Konflik bermula ketika Razier meninggalkan Ayah Nader dalam
keadaan tangan terikat. Hal itu diketahui oleh Nader dan membuat Nader begitu
marah dan berujung mengusir Razier dan mendorongnya sehingga membuat Razier
terjatuh ditambah Razier sedang hamil muda dan dari tragedi
"mendorong" ini membuat Razier harus keguguran serta membuat suami
Razier marah besar dan menuntut Nader ke Pengadilan.
Cerita yang diangkat ke dalam film A Separation memang sederhana
itu, namun siapa sangka bagi saya film ini lebih rumit dari apa yang
diceritakan.
Film ini banyak menyinggung tentang nilai-nilai agama serta moral,
bagaimana mungkin kebohongan kecil bisa membuat kebohongan lain menjadi besar?
Saya jadi teringat ketika ada seseorang berkata "Tidak apa-apa berbohong
jika untuk kebaikan", lalu sejauh mana "berbohong demi kebaikan"
masih bisa untuk ditolerir?
Untuk beberapa aspek seperti sinematografi dalam film ini, ataupun
musik memang kita tidak menemukan hal yang istimewa. Namun dalam cerita serta
culture bahasa, saya sampai nggak bisa berkata-kata lagi. Saking luar biasanya,
cerita ini dapat dirangkum menjadi sebuah film "sederhana" berdurasi
2 jam. Sangat Kagum!
0 komentar:
Post a Comment