“There was never an angry man that thought his anger unjust”![]() |
| Three Billboards Outside Ebbing, Missouri |
Three Billboards Outside Ebbing, Missouri adalah film yang semua
karakternya harus menanggung kecewa. Mampu menyajikan sebuah tontonan drama
komedi yang luar biasa untuk mengusik hati dan pikiran penonton.
Three Billboards Outside Ebbing, Missouri mengisahkan
tentang seorang wanita bernama Mildred Hayes (Francis McDormand), yang hidupnya
berubah menjadi penuh kesedihan setelah putrinya ditemukan tewas dalam kondisi
yang sangat mengenaskan, di mana gadis malang tersebut diperkosa saat sekarat
dan kemudian tubuhnya dibakar hingga hangus.
Delapan bulan telah berlalu sejak tragedi tersebut dan masih belum
ada tanda-tanda kasusnya menemui titik terang. Merasa tidak puas dengan kinerja
kepala polisi Kota Ebbing; Bill Willoughby (Woody Harrelson) yang Mildred
anggap tidak becus dalam melakukan penyelidikan, sang ibu yang berduka tersebut
kemudian menyewa tiga papan reklame yang ia isi dengan kata-kata celaan kepada
sang Kapol, sebagai tanda protesnya terhadap kepolisian Ebbing yang menangani
kasus putrinya dengan setengah hati.
Selain menghadapi protes dan amarah dari petugas-petugas polisi di
kota Ebbing, Mildred juga harus menghadapi celaan dari masyarakat kota kecil di
negara bagian Missouri tersebut yang cenderung memihak pada Willoughby. Tanpa
Mildred sadari, tiga papan reklame yang ia pasang di pinggiran kota tersebut
akan memicu rentetan tragedi yang tidak hanya akan mengubah hidupnya, namun
juga hidup orang-orang di sekitarnya, baik yang ia sayangi maupun benci.
Mengapa saya bilang semua karakternya harus menanggung kecewa?
Film ini menceritakan seorang ibu yang kecewa terhadap aparat
kepolisian yang tidak becus menemukan pemerkosa dan pembunuh putrinya. Belum
lagi, seorang kepala polisi yang kecewa lantaran disalahkan dan dianggap tidak
berguna, terlebih dia harus menerima kenyataan bahwa sebentar lagi dia akan
mati karena penyakit kanker dan meninggalkan anak serta istrinya.
Lalu, seorang istri dari seorang polisi harus menerima kenyataan
bahwa suaminya pergi dengan cara bunuh diri. Ada lagi, seorang anggota polisi
yang kecewa lantaran ditinggal oleh atasannya dengan cara yang menyedihkan.
Tidak banyak percakapan pada film ini, namun ekspresi
para pemain sanggup menampilkan segala yang dirasakan; kecewa, sedih, marah,
dan juga harapan.



0 komentar:
Post a Comment