"Happiness is 'contagious’ and can spread through by networks, friends, family, neighbours, and the people we found out there."
Seorang perempuan berangkat kerja di pagi hari. Memesan aplikasi
ojek online ke tempat tujuan dengan jarak tempuh 11 kilometer.
“Selamat pagi, Pak” sapanya kepada sang driver terlebih dulu.
“Pagi mbak” sang driver membalas sembari memberikan senyuman.
Sesampainya di tempat tujuan, perempuan tersebut membayarnya
dengan uang 30 ribuan untuk argo yang hampir 25 ribu.
“ambil saja kembaliannya pak, hati-hati di jalan” kata perempuan
itu dengan senyum.
“terimakasih” jawab driver penuh syukur.
Sebelum melanjutkan orderan berikutnya, sang driver mampir dulu ke
warteg langganannya untuk sarapan.
“kayak biasa pak?” tanya penjual makanan di warteg.
“iya biasa, nasi tempe orek sayur. Tapi tambahin ayam ya” jawab
driver.
Dan ketika membayar nasi, di tambahkannya uang 2 ribu rupiah
kepada penjual makanan di warteg.
“buat jajan anaknya” sahut driver.
Dengan tambahan uang 2 ribu tadi, pagi itu anak penjual makanan ke
sekolah dengan senyum lebar.
Sesampai di sekolah anak tersebut membeli 2 roti, yang satunya
akan diberikan kepada teman sebangkunya yang tidak membawa bekal sarapan.
Teman dari anak penjual makanan warteg itupun merasa senang dan bersyukur
pagi itu.
Begitulah kebagahagiaan itu mengalir.
Perempuan mulai menyebarkan kebahagiaan.
Bapak driver bahagia hari itu.
Ibu dan anak penjual makanan di warteg pun turut bahagia.
Teman dari si anak pun turun tertular kebahagiaan.
Kebahagiaan adalah sebuah pilihan. Diri kitalah yang harus siap memilih untuk bahagia dan menularkan kebahagiaan.
Semoga sisa hidup kita selalu bahagia dan membuat orang lain bahagia dengan
keberadaan kita.
0 komentar:
Post a Comment